visit indonesia

visit indonesia

Sabtu, 14 Juli 2012

Istana Maimun Medan nan Elok



   Istana Maimun adalah salah satu dari ikon kota Medan, Sumatera Utara, terletak di kelurahan Sukaraja, kecamatan Medan Maimun.
     Didesain oleh arsitek Italia dan dibangun oleh Sultan Deli, Makmun Al Rasyid Perkasa Alamsyah pada 1888, Istana Maimun memiliki luas sebesar 2.772 m2 dan 30 ruangan.
     Istana Maimun menjadi tujuan wisata bukan hanya karena usianya yang tua, namun juga desain interiornya yang unik, memadukan unsur-unsur warisan kebudayaan Melayu, dengan gaya Islam, Spanyol, India dan Italia, namun sayang keadaanya kurang terurus sekarang. Jika kita melewati tempat ini pada sore hari, kita bahkan bisa melihat anak-anak bermain sepak bola di halaman istana ini.
     Istana Maimun terdiri dari dua lantai yang dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bangunan utama, sayap kiri, dan sayap kanan. Di depan istana maimun ini sekitar 100 meter, berdiri Masjid Al-Maksum yang dikenal sebagai Masjid Raya Medan. Di ruang tamu (balairung) Anda akan menghadapi tahta yang didominasi oleh warna kuning. Crystal menyalakan lampu tahta, bentuk pengaruh budaya Eropa. Pengaruh yang sama muncul pada perabotan istana seperti kursi, meja, toilet dan lemari dan pintu.
     Ada hal menarik mengenai Istana Maimun ini. Di komplek istana terdapat berbagai jenis senjata dan meriam buntung yang memiliki cerita legenda sendiri. Orang-orang Medan menyebut meriam ini dengan sebutan Meriam Puntung.
     Sekilas saya jelaskan legenda meriam puntung,agar pembaca tidak bertanya-tanya apakah meriam puntung itu,
     Menurut legenda, dahulu di Kesultanan Deli Lama, sekira 10 km dari Medan, hidup seorang putri nan cantik bernama Putri Hijau. Kecantikan sang putri ini tersebar sampai telinga Sultan Aceh sampai ke ujung utara Pulau Jawa. Sang pangeran jatuh hati dan ingin melamar sang putri. Sayang, lamarannya ditolak oleh kedua saudara Putri Hijau, yakni Mambang Yazid dan Mambang Khayali. Penolakan itu menimbulkan kemarahan Sultan Aceh.
     Maka, lahirlah perang antara Kesultanan Aceh dan Deli. Konon, saat perang itu seorang saudara Putri Hijau menjelma menjadi ular naga dan seorang lagi menjadi sepucuk meriam yang terus menembaki tentara Aceh. Karena menembak terus menerus, meriam itu panas berlebihan sehingga pecah (puntung). Sisa “pecahan” meriam itu hingga saat ini ada di dua tempat, yakni di Istana Maimun, dan di Desa Sukanalu (Tanah Karo).
Pecahan di Istana Maimun disimpan di rumah ala Karo yang terdapat di halaman sebelah kanan istana Maimun. Kenapa dibangun sebuah rumah Karo, itu karena leluhur raja-raja Deli memiliki darah Batak Karo juga selain darah dari India.
Bagi pengunjung yang merasa khawatir memikirkan tempat bermalam, tidak perlu khawatir, karena terdapat Hotel-hotel berkelas seperti Hotel Madani, kemudian 390 m dari Istana terdapat Danau Toba International Hotel, dan 1,1 km dari istana maimun terdapat Hotel Soechi Internasional dan masih banyak lagi hotel-hotel yang bisa menjadi tempat penginapan anda dekat dengan Istana maimun.
Nah para sobat pembaca, Istana Maimun adalah Ikon Kota Medan dan warisan sejarah yang harus dijaga. Semoga pemerintah kota setempat bisa membantu dengan merenovasi Istana Maimun menjadi lebih baik dan lebih indah lagi sehingga banyak wisatawan lokal dan Wisatawan Mancanegara yang berkunjung ke kota Medan dan mampir berkunjung ke Istana Maimun agar Medan lebih dikenal dengan kota yang akan objek wisata yang bersih, bersejarah, indah dan menarik.

Alamat Istana Maimun:
Jl. Brigjen Katamso, Medan

Buka setiap hari dari jam:
08.00- 18.00 WIB

Sumbangan masuk:
Rp.5.000 – 10.000.

jalanjalanindonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar